Repotnya punya anak banyak: suka ngga hafal dengan nama masing-masing anaknya. Kalau anak laki-laki di keluarga saya kebetulan namanya berbeda-beda. Sedang kami yang perempuan? Tiga-tiganya diawali dengan Edist-. Meski kami punya panggilan yang samasekali berbeda, entah kenapa Bapak saya, setiap kali memanggil, satu yang dimaksud, semuanya disebut :D. Lalu entah kenapa, saya suka sekali saat nama kami semua disebut: "(es)ti...,(a)la...,(i)da...!!"
Hm tahukah kawan, ti-la-da itu tiga nada yang berurutan dalam tangga nada yang umum digunakan dalam budaya kami, budaya Sunda :D (yaah pembukanya sembari curcol gapapa lah ya, hehe)
Tangga Nada/ Titi Laras Pentatonis ini terdiri dari 5 nada saja (Penta= lima, tone= nada). Namun mengenai bunyi nada ini, bisa saja berbeda-beda, tergantung dari nada skala/ laras-nya. Namun secara umum tetap diwakili oleh lambang
da-mi-na-ti-la-da [1-2-3-4-5-1']
Eits, jangan salah saat membaca nadanya. Pelambangan ini justru kebalikan dari tangga nada diatonis. Mulai dari nada da-mi- dan seterusnya, nadanya dari tinggi menuju rendah, terus merendah hingga nada da lagi. Jika pada tangga nada diatonis kita menjumpai lambang 1' sebagai do tinggi, di sini sebaliknya. 1' menandakan nada lebih rendah satu tingkatan (apa ya? kalo jaraknya 6 bukan oktaf kan :|) dari 1.
Inilah titi laras pentatonis dikategorikan berdasar larasnya:
1. Pelog Degung: da mi na ti la da [1 2 3 4 5 1],
hampir sesuai dengan mi fa sol si do [1 '7 5 4 3 1] dalam nada diatonik Barat.
2. Madenda atau Sorog: da mi na ti la da [1 2 3 4 5 1],
hampir mirip dengan si fa mi fa la [4 '3' 1 '7 6 4] dalam nada diatonik Barat.
3. Salendro: da mi na ti la da [1 2 3 4 5 1],
hampir mirip dengan la sol fa re [2 '1' 6 5 4 2] dalam nada diatonik Barat
4. Mandalungan: skala yang jarang digunakan (begitu kata Wikipedia, hehe. Sampai sekarang pun saya belum pernah mendengar lagu yang dimainkan dengan laras ini)
Laras yang paling sering dipraktekkan dan paling populer adalah Pelog dan Salendro.
Penggunaan titi laras ini sangat bervariasi: mulai dari suling, kacapi, angklung, calung, bahkan nembangkeun pupuh juga memakai laras :).
0 komentar:
Posting Komentar