"Nikah sebelum penempatan itu enak ya. Temen-temen belum pada kepisah jauh, adek-adek kampus masih pada kenal, temen sma, smp, sd masih pada ngampus. Fasilitas grup di fb bikin kita berasa reunian. Solidaritasnya masih kental. Kan sedih kalo pas nikah, kebanyakan yang datengnya kenalan orangtua kita. Yang kita kenal cuma satu dua. Enak kalo nikah muda. Nanti kalau nikahnya dua atau tiga tahun lagi, mungkin temen kita malah udah pada lupa kita yang mana. grup fb nya aja udah pada ga dicek lagi."
Yaaa tapi itu kalo marriage dipandang sebagai akhir. dimana pesta pernikahan adalah sebuah puncak. Saya jadi keingetan sebuah postingan di tumblr, bahwa di dunia ini, kebanyakan perempuan excited soal pernikahan, sebagian besar karena mereka akan memakai gaun indah, menjadi pusat perhatian, menjadi ratu, layaknya yang diimpikan setiap perempuan yang dicekokin Disney's Princess Series atau Barbie Fairy Tales.
Hmm jadi pengen ketawa sendiri. Padahal kan pernikahan itu sebuah awal, fase baru. Hampir mirip dengan kematian; kabar pernikahan juga merupakan sarana muhasabah/ instrospeksi diri, hanya saja dalam jangka yang lebih pendek: Sejauh apa kita telah mempersiapkan diri? Sejauh apa kita telah memantaskan diri?
Hidup itu Digerakkan Oleh Greatness
5 bulan yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar