Entah mantera tidur macam apa yang disisipkan ke dalem modul kompre, kedua modul pembahasan itu bikin saya ngantuk seketika. Paling lama dua halaman, setelah itu saya ngga tahan untuk meraih bantal dan menenggelamkan muka di dalamnya.
Ironis. Mengantuk saat mempelajari bahan, termangu saat mengerjakan soal, namun tak dapat memejamkan mata sedetikpun setelah keluar dari ruang ujian. Bahkan kasur yang kuat gaya gravitasinya pun, tak mampu membuai saya dalam mimpi. Terbalik dari yang seharusnya. Siklus yang menyebalkan.
tanya kenapa saya berdiksi seperti ini? karena emang lagi ga nyante, hehe
Lalu hari ini, Alhamdulillah lebih baik dari kemarin. Seharusnya saya piket kosan. Seharusnya saya ngeberesin kamar dan nyuci baju. Seharusnya saya mengerjakan hal-hal yang tertunda selama dua hari ini. Tapi lagi-lagi kata seharusnya tidak berjodoh dengan saya. Buku Madre yang akhirnya saya dapatkan (meski cuma pinjem sehari di tik tok) sehabis ujian tadi, merajuk minta dibaca.
Lalu, ketika seharusnya saya menikmati Madre hingga selesai, lagi-lagi gangguan muncul. Baru saja habis melumat kata pengantarnya, otak saya memanggil-manggil, mengajak saya ke alam lain.
Lihat! editor Madre ini memainkan kata-kata. Kamu sudah lama tidak melakukannya kan? Aku kangen, dan pastinya kamu juga. Ayo kita nostalgia sekarang! Ayo kita main lagi sama kata! Kita rangkai, kita ramu! Itu ajak pikiranku, menarik-narik mataku agar pergi dari Madre.
Lihat! editor Madre ini memainkan kata-kata. Kamu sudah lama tidak melakukannya kan? Aku kangen, dan pastinya kamu juga. Ayo kita nostalgia sekarang! Ayo kita main lagi sama kata! Kita rangkai, kita ramu! Itu ajak pikiranku, menarik-narik mataku agar pergi dari Madre.
Nah, kemana semua diksi yang lalu saya punya? Banyak yang hilang. Kosakataku terbatas sekarang. Mereka marah, lama tak dirawat. Marah diabaikan, mereka berlarian hilang. Yah, mau tak mau saya harus mulai dengan yang saya punya.
Lalu, pikiranku mengajakku meramu sajak. Atau menenun sebuah kisah. Atau apapun, apapun. Tapi saat seharusnya saya asik merangkai kata, tiba-tiba minat itu tak minta diturutkan lagi. Sudah merasa cukup disini. Di titik ini.
Ah seharusnya, kita memang ngga jodoh ya..
0 komentar:
Posting Komentar