Beberapa waktu berselang setelah kematian Ainun, Habibie masih linglung. Suatu hari, pukul 02.30 dini hari, masih dengan pakaian tidur, Habibie berjalan kaki di sekeliling rumahnya. Ia menangis seperti anak kecil yang mencari ibunya. Orang-orang sekitarnya pun mengkhawatirkan keadaannya.
Habibie kemudian konsultasi dengan profesor dokter yang telah menjadi langganan keluarga. Hasil pemeriksaan itu menyatakan hubungan Habibie-Ainun terlalu dekat. "Psikosomatis malignant istilahnya, sehingga tenggelam dalam kesedihan," Habibie berujar.
Menurut tim dokter, cerita Habibie, jika dia tak berbuat apapun, Habibie bisa mengikuti jejak istrinya. Maka, dokter pun memberi empat saran. Pertama, Habibie dirawat di rumah sakit jiwa. Kedua, tetap di rumah tapi ada tim dokter dari Indonesia dan Jerman yang ikut merawat. Ketiga, curhat kepada orang-orang yang dekat dengan Habibie dan Ainun. Keempat, dengan menulis.
"Saya pilih menulis, saya pilih yang keempat," ujarnya.
Dan Habibie masih bertahan hingga detik ini. Sembuh. Maka saya putuskan untuk meneruskan jejaknya, hehe.