Minggu, 27 Maret 2011

Umseries: Masjid Qishash, Jeddah



Mmm kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya kali lalu saat diberi kesempatan untuk umrah. Sekarang saya sedang mood cerita tentang masjid qishash, jadilah saya menulis ini terlebih dahulu alih--alih menulis berurut dari kepergian saya ^^. penulis yang egois. Tapi yaah, mulailah dari hal yang kita sukai, jadi semuanya nanti akan terasa lebih mudah :3

Rabu, 09 Maret 2011

Marmalade


Here's the lady marmalade....
ehm ngaco. saya bukan lagi mau nyanyiin lagunya christina aguilera, tapi cerita tentang selai jeruk :9


Minggu, 06 Maret 2011

Buku Anak Kampung


Tulisan ini dibuat karena terilhami salahsatu postingan teman saya, Ziyy, di blognya saat ia me-review buku Eliana karya Tere Liye. Ia bilang,


"Secara pribadi, saya suka serial anak-anak mamak. Karena dengan membaca serial tersebut, setidaknya saya bisa mendapati pengalaman menjadi anak desa (samasekali bukan anak kota seperti adanya saya). Dengan begitu, saya menghibur diri dari perasaan iri terhadap mereka yang dibesarkan oleh kebijaksanaan alam. Yang tumbuh bukan dari sintesa banyak kebudayaan. Betapa asyiknya.. :’("

Pudarnya Pesona Palasari: afterwords


Dipikir-pikir, kenapa sekarang Palasari nasibnya jadi menyedihkan gini ya? Kalo dulu sebelum koalisi antara calo sama penjaga kios berjamur, Palasari rame. Sekarang tiap kesana lorongnya lengang. Miris juga sebenarnya.

Mungkin karena sekarang tingkat SD sama SMP udah pake buku dari dana BOS. Bukunya disediain di sekolah, sengaja dipake buat beberapa angkatan. Dengan begitu, hilang sudah kans bagi kios-kios Palasari buat dapet rezeki dari sana. Hilang hubungan mereka sama penerbit Erlangga, Grafindo, dll buat ngejual buku tiap taun. Ruginya gede banget kan itu juga. Cukup efektif buat bikin usaha di Palasari megap-megap dan mereka pontang-panting buat nutupin keadaan itu. 

Mungkin juga karena desas-desus dari para pembeli, yang kecewa dengan penyikapan mereka. Ketika bajakan merajalela, ketika calo berkuasa, mereka ga bersikap jujur. Padahal kalo berdagang harus jujur, ga boleh ngurangin timbangan, ga boleh licik.

Just thinking.

Pudarnya Pesona Palasari


Hm, kepengaruh sama novelnya kang Habib, "Pudarnya Pesona Cleopatra?"
Entahlah, tapi judul ini yang terpikir dalam benak saya untuk menuangkan curhatan tentang kejadian yang saya alami waktu lalu.

Sebelumnya, bagi yang tidak mengetahui maksudnya Palasari, mari saya beri info sedikit.
Palasari adalah sebuah bursa buku yang jadi salahsatu ikon di Bandung. Kalo Jakarta punya Kwitang, di Bandung ada Palasari. Kawasan yang terdiri dari tiga baris jajaran kios-kios buku ini terletak di antara Lodaya dan Buahbatu, terletak jalan yang juga bernama Palasari. Saya biasanya dateng kesana pake angkot Sukajadi Buahbatu kalo dari Masjid Agung, terus kalo pulang naek Cikudapateuh Ciroyom. (Siapa juga yang tanya). Selain itu ada juga beberapa angkot lain yang lewat daerah itu, warnanya ijo-ijo garis kuning. Sama halnya dengan Kwitang, berbagai buku dari keluaran terbaru hingga buku langka ada di sini. Buku dalam negeri, buku luar negeri, buku laris, buku lapuk terkikis zaman semuanya ada disini.

Pesona Palasari. Ya, sedari saya SD, alih-alih membeli di koperasi, bapak saya selalu cenderung membeli buku-buku panduan belajar (kami lazim menyebutnya buku cetak. Padahal buku mah dimana-mana juga dicetak, ya...) di Palasari saja. Buku-bukunya bertebaran di sepanjang kawasan, dengan diskon langsung dari penerbit sebesar 20 %-sekian persen sekehendak penjual, tentu terasa jauh rentang harganya dengan buku-buku di koperasi atau membeli sendiri di toko buku.

Sabtu, 05 Maret 2011

titik senyap


mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa judul blog ini titik senyap?
saya pun masih bertaya-tanya. hha

Kenapa titik senyap? Padahal saya yakin akan banyak ceracau di sini. Padahal saya di sini menampilkan sisi lepas saya, yang lepas tanpa kepentingan dan atribut apapun: tidak untuk mengerjakan tugas, tidak untuk influence orang (lagian kapan pula? heu), tidak untuk berargumen. Hanya saya, imajinasi, logika, perasaan, serta beberapa referensi jika perlu, agar imaji saya tidak menghasilkan info sesat ataupun pendapat absurd.

Senyap seringkali berkorelasi dengan sunyi, lengang, diam. Diam, erat dengan kosong dan tak bermakna.
Namun sebenarnya, tak demikian bagi saya. Karena diam dan kesunyian justru dapat berarti banyak. Saya tipe orang yang tak dapat berpikir dalam hingar bingar. Maka senyap adalah momen yang tepat untuk memikirkan dan merenungkan berbagai hal. Menghadirkan pemahaman atas peristiwa-peristiwa dalam hidup saya. Kadang dari sebuah pemahaman itu timbul solusi dengan berbagai versi.

Senyap bagi saya melahirkan banyak kata. Di titik saya berdiam diri dan merenung itulah, produk berupa kata itu lahir. seperti benang, semakin dipintal semakin panjang, menjadi kain. Semakin sering memintal, semoga semakin meningkat kualitas yang dihasilkan. :)

hi!


Assalamualaykum... :)
Akhirnya saya membuat blog baru lagi. Entah ini kerawat atau engga. Tapi semoga iya.

Emm
langsung aja deh. Tujuan saya bikin blog ini, buat jurnal harian saya. Yang bisa juga jadi jurnal mingguan, jurnal bulanan, ataupun jurnal insidental. Mungkin suatu saat saya akan menuangkan isi pikiran saya yang telah saya olah dengan sungguh-sungguh. Mungkin saat lain saya mencurahkan olahan jiwa seni saya (yang pas-pasan) dengan sepenuh hati. Mungkin sering kali saya akan menyalurkan kegalauan saya disini. (Dipikir-pikir ko kurang berguna ya buat orang lain.. =,=)
Anyway, selagi saya punya niat untuk menulis, ya segeralah saya menulis. Karena itu modal utama untuk produktif menulis.

Pembukaan yang... aneh.
tapi yasudahlah,
enjoy!! ambil hikmah yang terserak, abaikan hal-hal yang tidak berguna untuk Anda para pembaca :)

wassalamualaykum

girl's stuff

bagja kana Sunda

Taujih

 

Titik Senyap Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by Buy Engagement Rings | Infidelity in Marriage by Blogger Templates